Bakteri Bacillus Cereus
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus cereus
Karakteristik umum
Bacillus cereus merupakan golongan bakteri Gram-positif (bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram), aerob fakultatif (dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara anaerobik), dan dapat membentuk spora (endospora). Spora Bacillus cereus lebih tahan pada panas kering daripada pada panas lembab dan dapat bertahan lama pada produk yang kering. Selnya berbentuk batang besar (bacillus) dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya.
Sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik lainnya, termasuk sifat-sifat biokimia, digunakan untuk membedakan dan menentukan keberadaan Bacillus cereus, walaupun sifat-sifat ini juga dimiliki oleh Bacillus cereus var. mycoides, Bacillus thuringiensis dan Bacillus anthracis. Organisme-organisme ini dapat dibedakan berdasarkan pada motilitas / gerakan (kebanyakan Bacillus cereus motil / dapat bergerak), keberadaan kristal racun (pada Bacillus thuringiensis ), kemampuan untuk menghancurkan sel darah merah (aktivitas hemolytic) (Bacillus cereus dan lainnya bersifat beta haemolytic sementara Bacillus anthracis tidak bersifat hemolytic), dan pertumbuhan rhizoid (struktur seperti akar), yang merupakan sifat khas dari Bacillus cereus var. mycoides .
Tabel 1. Kondisi yang Diperlukan bagi Pertumbuhan Bacillus cereus
Parameter | |
Suhu
pH aw |
< 4 oC (4 – 50 oC)
< 4,4 (4,4 – 9,3) < 0,91 |
Jumlah Bacillus cereus yang ditemukan dalam susu segar pasteurisasi | < 10 organisme / 100 ml |
Jumlah indikasi Bacillus cereus yang menyebabkan foodborne disease | > 105 cfu g -1 atu ml -1 |
Konsentrasi pada makanan yang terkait dengan racun makanan Bacillus cereus | 105 to > 109 cfu ml -1 atau g -1 |
Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut. Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare (disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang menyebabkan muntah atau emesis (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan berat molekul rendah). Gejala keracunannya, yaitu:
Tipe penyebab diare (diarrheal form) atau Long Incubation
Tipe ini merupakan tipe yang paling ditemukan kasusnya dan terjadi bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab diare, maka gejala yang timbul berhubungan dengan saluran pencernaan bagian bawah berupa mual, nyeri perut seperti kram, diare berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi pangan yang telah terkontaminasi Bacillus cereus. Rasa mual mungkin seringkali terjadi untuk tipe kasus ini akan tetapi jarang terjadi muntah atau emesis. Kasusnya hampir mirip dengan keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens. Pada sebagian besar kasus gejala-gejala ini akan tetap berlangsung selama 12 – 24 jam tetapi untuk beberapa kasus akan lebih lama (Lancette dan Harmon, 1980).
- Tipe penyebab muntah (emetic form) atau Short Incubation
Tabel 2. Karakteristik Penyakit Akibat Bacillus cereus
Tipe Diare | Tipe Muntah | |
Dosis infektif
Produksi toksin Tipe Toksin Masa inkubasi Lama penyakit Gejala Pangan yang sering tercemar |
10 5 – 107 sel / g
Pada usus halus penderita Protein 8 – 16 jam 12 – 24 jam (bias > 24 jam) Mual, nyeri perut seperti kram, dan diare berair Produk asal daging, sup, sayuran, susu, pudding, dll. |
105 – 108 sel / g
Terbentuk pada pangan Peptida siklik 1 – 6 jam 6 – 24 jam Mual dan muntah Nasi, pasta, mie, dll. |
Gambar
Koloni Bacillus cereus pada agar
Bacillus cereus
Koloni Bacillus cereus
Spora Bacillus cereus
Sumber by : http://rismanismail2.wordpress.com/2010/12/09/bacillus-cereus/